Aku jadi ingat nasihat dari Bu Roha, wali kelas 12 PIA 2
(kelas aku) kemarin yang kurang lebih berbicara seperti ini, “Nikmatilah
masa-masa selagi kalian masih sekolah, karena masa-masa seperti inilah yang
akan dirindukan kelak. Kehidupan setelah sekolah yang akan menunjukkan siapa
kita sebenarnya. Ada yang selama sekolah biasa saja, tapi diam-diam dia punya
saudara di luar negeri jadinya dia bisa kuliah di luar negeri. Kalau suatu saat
kalian tidak bisa kuliah, tak usah kecil hati karena jalan kesuksesan itu
banyak. Ada yang sudah jadi bos, meskipun awal-awal lulus sekolah jadi kuli
dulu. Roda kehidupan berputar.”
Intinya seperti itu deh. Saking sukanya sama nasihat itu, aku
sampai catat di sebuah buku kecil. Tapi karena bukunya tidak ada di rumah yang
aku tinggali, jadinya tidak aku fotokan deh wkwk. Waktu itu aku merasa kalau
omongan Bu Roha tepat banget sama keadaanku saat itu. Salah satunya adalah
tentang kuliah.
Sempat dilema waktu itu. Overthinking terus, mikirnya
kalau nanti teman-teman pada sibuk kuliah terus aku ngapain ya kalau tidak
kuliah? Tapi kalau mau kuliah, kuliah di mana? Tanya sana sini, tapi merasa
kalau keadaan orang yang ditanya sama keadaanku berbeda. Ada yang memang sudah
bulat mau kuliah, ada yang memilih untuk melanjutkan usaha orang tuanya jadi
kursus saja, ada yang memilih untuk menuntut ilmu agama di pondokan, ada juga
yang memilih langsung bekerja karena memang selama sekolah dia juga nyambi kerja,
dan berbagai alasan lainnya. Saking bingungnya, aku menghabiskan waktu untuk berdiskusi
berjam-jam sama keluarga demi mencari jalan keluarnya.
Banyak hal yang menjadi pertimbangan untuk kuliah sebab
kehidupannya berbeda dengan sekolah. Selain dana, kita juga memikirkan situasi
di tempat kuliahnya juga. Apakah mampu bertahan atau tidak di tempat yang menurutku
masih asing.
Kalau ditanya mau kuliah apa tidak, jawabannya mau. Bukan
karena gengsi atau ikut-ikutan teman, tapi memang murni keinginan sendiri.
Terlepas dari stigma-stigma negatif yang mematahkan, tapi tak ada salahnya kalau
kita mau berusaha, kan? Aku sendiri juga tidak tahu, apakah kuliah nanti bisa membawakanku
masa depan yang cerah atau tidak karena kalau sudah sampai situ, sudah di luar
kekuasaanku. Hanya Allah yang Maha Tahu deh kalau itu.
Apa pun keputusannya, mau kuliah, kerja, kursus, dll.itu
adalah hak setiap orang untuk memilih. Karena hidup adalah pilihan. Yang
terpenting adalah kenali dulu siapa diri kita dan seperti apa keadaan kita supaya
tidak salah memilih. Memilih prospek kerja dari setiap jurusan itu penting
juga, tapi jangan sampai karena berambisi mengejar prospek kerja, jadinya malah
menyusahkan orang tua. Lain lagi kalau memang itu kemauan orang tua.
Bukan bermaksud menggurui dan menghakimi orang lain, tapi tulisan ini
juga menjadi tamparan untuk diriku sendiri. Harapannya tulisan ini bisa menjadi
penyemangat di saat nanti aku menghadapi runyamnya dunia perkuliahan.
Posting Komentar
Posting Komentar