Kenangan untuk Nanti

Posting Komentar

🖼️: Dari hasilnya sudah kelihatan kalau sudah lama tidak lettering. 

Aku jadi ingat nasihat dari Bu Roha, wali kelas 12 PIA 2 (kelas aku) kemarin yang kurang lebih berbicara seperti ini, “Nikmatilah masa-masa selagi kalian masih sekolah, karena masa-masa seperti inilah yang akan dirindukan kelak. Kehidupan setelah sekolah yang akan menunjukkan siapa kita sebenarnya. Ada yang selama sekolah biasa saja, tapi diam-diam dia punya saudara di luar negeri jadinya dia bisa kuliah di luar negeri. Kalau suatu saat kalian tidak bisa kuliah, tak usah kecil hati karena jalan kesuksesan itu banyak. Ada yang sudah jadi bos, meskipun awal-awal lulus sekolah jadi kuli dulu. Roda kehidupan berputar.”

Intinya seperti itu deh. Saking sukanya sama nasihat itu, aku sampai catat di sebuah buku kecil. Tapi karena bukunya tidak ada di rumah yang aku tinggali, jadinya tidak aku fotokan deh wkwk. Waktu itu aku merasa kalau omongan Bu Roha tepat banget sama keadaanku saat itu. Salah satunya adalah tentang kuliah.

Sempat dilema waktu itu. Overthinking terus, mikirnya kalau nanti teman-teman pada sibuk kuliah terus aku ngapain ya kalau tidak kuliah? Tapi kalau mau kuliah, kuliah di mana? Tanya sana sini, tapi merasa kalau keadaan orang yang ditanya sama keadaanku berbeda. Ada yang memang sudah bulat mau kuliah, ada yang memilih untuk melanjutkan usaha orang tuanya jadi kursus saja, ada yang memilih untuk menuntut ilmu agama di pondokan, ada juga yang memilih langsung bekerja karena memang selama sekolah dia juga nyambi kerja, dan berbagai alasan lainnya. Saking bingungnya, aku menghabiskan waktu untuk berdiskusi berjam-jam sama keluarga demi mencari jalan keluarnya.

Banyak hal yang menjadi pertimbangan untuk kuliah sebab kehidupannya berbeda dengan sekolah. Selain dana, kita juga memikirkan situasi di tempat kuliahnya juga. Apakah mampu bertahan atau tidak di tempat yang menurutku masih asing.

Kalau ditanya mau kuliah apa tidak, jawabannya mau. Bukan karena gengsi atau ikut-ikutan teman, tapi memang murni keinginan sendiri. Terlepas dari stigma-stigma negatif yang mematahkan, tapi tak ada salahnya kalau kita mau berusaha, kan? Aku sendiri juga tidak tahu, apakah kuliah nanti bisa membawakanku masa depan yang cerah atau tidak karena kalau sudah sampai situ, sudah di luar kekuasaanku. Hanya Allah yang Maha Tahu deh kalau itu.

Apa pun keputusannya, mau kuliah, kerja, kursus, dll.itu adalah hak setiap orang untuk memilih. Karena hidup adalah pilihan. Yang terpenting adalah kenali dulu siapa diri kita dan seperti apa keadaan kita supaya tidak salah memilih. Memilih prospek kerja dari setiap jurusan itu penting juga, tapi jangan sampai karena berambisi mengejar prospek kerja, jadinya malah menyusahkan orang tua. Lain lagi kalau memang itu kemauan orang tua.

Bukan bermaksud menggurui dan menghakimi orang lain, tapi tulisan ini juga menjadi tamparan untuk diriku sendiri. Harapannya tulisan ini bisa menjadi penyemangat di saat nanti aku menghadapi runyamnya dunia perkuliahan.

 

Related Posts

Posting Komentar