Review Buku Love in London

Posting Komentar


Judul Buku: Love in London

Nama Penulis Buku: Silvarani

IG Penulis Buku: @nadiasilvarani

Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

IG Penerbit: @bukugpu

No. ISBN: 9786020329673

Nama Pengulas: Amelia

IG Pengulas: @aamell___

 

“Apa yang saya lakukan selama ini semata-mata untuk membuat keluarga saya, khususnya bapak saya untuk selalu bangga dan senang punya anak seperti saya. Jadi, saya nggak ngebayangin kalau saya jadi orang yang justru akan membuat Bapak kecewa dan sakit hati sama saya.” – halaman 183

Banyak nilai positif yang bisa kudapat setelah membaca buku ini, seperti tetap memperhatikan orang tua meskipun kaki sudah berlanglang ke mana-mana, menyempatkan diri untuk berpartisipasi dalam berorganisasi dan bekerja di sela-sela kuliah, tetap menjaga diri meskipun berada di tempat yang membebaskan melakukan hal-hal yang dilarang oleh-Nya, dan lain-lain.

Putus cinta itu tidak selamanya buruk, selagi kita mau bangkit dari keterpurukan. Inilah yang dibuktikan oleh Bintang setelah diputuskan oleh mantannya, ia bangkit dan berhasil meraih beasiswa S-2 di London, kota yang pernah menjadi impian mantannya Bintang—Alena—untuk melanjutkan pendidikannya di sana. Namun sayangnya, impiannya Alena terpaksa harus berhenti sementara. Ia tetap berada di London, namun hanya suaminya saja yang lanjut S-3, sedangkan Alena mengurus putranya.

Saat membaca buku ini, kita rasanya seolah-olah seperti sedang berjalan-jalan di London karena isi dalam buku ini memaparkan beberapa tempat di kota London, seperti Old Posh, Craven Street, Benjamin Franklin House, Museum Florence, dan lain-lain.

Yang aku suka dari buku ini, selain berisi tentang travelling dan kisah cinta, buku ini juga menyelipkan beberapa aturan Islam yang mungkin saja selama ini kita sudah tahu, tapi tidak tahu alasan terdalamnya. Seperti contohnya, Islam tidak memperbolehkan bersalaman dengan yang bukan mahramnya karena itu adalah salah satu cara Allah memuliakan wanita. Namun, masih banyak yang belum sadar akan hal itu.

Kekurangan dari buku ini, menurutku adalah endingnya kurang semangat, karena mudah ditebak. Namun terlepas dari kekurangannya, aku masih tetap menyukainya. Aku masih penasaran dengan bagaimana kelanjutan kita dari cerita ini. Buku ini cocok dibaca bagi remaja yang penasaran dengan kehidupan perkuliahan di luar negeri, mengalami dilema percintaan, atau bagi kalian yang hanya sekadar ingin membaca saja.

 

 

Related Posts

Posting Komentar