Ingin saja menyapamu di setiap saat kita bersua. Kita bercerita
panjang layaknya saudara. Namun, rasa jengah ini selalu saja menghinggapi dalam
jiwa. Membungkam lisan untuk berkata yang sebenarnya.
Bukannya bertingkah arogan. Hanya saja berlagak tidak
mengindahkan. Cuma langkah itu saja yang bisa kulakukan. Di tengah realitas
yang tampaknya tidak memungkinkan.
Ingin saja menyatakan kekagumanku akan dirimu. Tatkala sepasang
netra menatap paras tampanmu yang sungguh menawan. Memandang badan tegak yang tampak
elegan. Indahnya rupa itu sungguh memikat hati yang tengah lengang.
Lalu, kupendam rasa ini dalam bisu. Membiarkanmu bersama puan-puan
yang kau inginkan. Menahan cemburu di setiap kemesraan yang kau pamerkan. Lidah
berkata baik-baik saja, meskipun hati tengah terluka.
Aku tahu, bukan saat yang tepat untuk menyatakannya. Sebab
kita hanya singgah di tempat yang sama. Melepas lelah sejenak. Bukan untuk
menetap hingga kelak.
Tidak mengapa bila aku hanya bisa mengisi seperempat masa
dari waktu kita bersama. Aku tetap mengapresiasinya meski kenangan itu hanya sekejap
mata. Setidaknya masih bisa mencecap rasa manis dari pertemuan yang tidak
sengaja. Aku tetap mensyukurinya.
Aku tidak kecewa akan pertemuan kita. Begitu pula dengan kasmaran
yang pernah menyapa. Sebab ada pelajaran berharga yang Tuhan titipkan melalui kehadiranmu.
Yang bisa saja tidak akan kudapatkan jika tidak bertemu denganmu.
Bukan aku tak tahu bila ini keliru. Aku tahu, tak sepatutnya
kubiarkan rasa ini bertumbuh. Sebab itu sama saja dengan memberi paku untuk
diriku sendiri. Menorehkan luka yang tak dapat dilihat oleh mata kepala.
Kamu terlalu sempurna untukku yang biasa-biasa saja. Sebab
itulah aku bersikeras tuk memendam rasa ini. Berusaha tuk mengikhlaskan, meski
kenyataannya tak semudah yang dibayangkan.
Maafkan hati ini terlalu memaksa, padahal keadaan tak
membela. Logika ini mengerti salah, tapi masih tetap kalah. Maaf jika mata ini masih
sering khilaf, memandang sesuatu yang sudah tahu akan berdampak dosa.
Terima kasih telah memberikan pelajaran banyak kepadaku, meski
kau tak tahu. Memotivasiku untuk bertumbuh, meski sudah tertinggal jauh. Semoga
dengan jalan kita yang berbeda, aku akan mudah mengikhlaskanmu.
Tanjung Batu, 15 Juni 2022
Org yg dtg kod kitabtrkdng mmbrikan mkna dlm hduo kt, ada yg dtg mmbri bhgia dan ad juga yg dtg mnggoreskan luka, semua baik utk diri kita krn darinya kt bljr suka, duka, sedih, bhgia. Ttp smngt buat kamu yg di Tanjung Batu
BalasHapusIya, benar. Semangat juga bun.
HapusEnak banget Kak Amel tulisannya dibaca. Seru, Mengalir syahdu.
BalasHapusMakasih sudah mau mampir kak. Jadi malu tulisannya diliat ama suhu wkwk
HapusAku terpaku membaca tulisanmu. Seketika anganku melayang ke sebuah masa dimana ada aku dan rasa yang bisu... Btw . Tulisan kamu bagus, sayang.🥰😍
BalasHapusMakasih kak Eva. Alhamdulillah ad yg pernah senasib juga wkwk
Hapuskak amel, saya kok jadi speechless tetiba teringat suatu masa yang mirip dengan ini
BalasHapusmungkin ini yang terbaik ya
Eh, ada yg sama juga. Mungkin skrng udah ikhlas ya kak
HapusMatahari tak pernah lelah menyinari meski terkadang kita mengeluh akan rasa panas berlebihan, begitu juga dengan hujan, akan terasa sangat bermanfaat bagi orang yang menantikannya sudah cukup lama, percayalah akan ada pelangi setelah hujan, akan ada yang terus bertumbuh karena sinar mentari.
BalasHapusAmin. InsyaAllah ini yg langkah yg terbaik dan semoga bakal diganti dengan sosok yg lebih baique lagi.
Hapusya Allah, indah nian kalimatnya, aku kok jadi ikut terhanyut dalam syahdu
BalasHapusMasyaAllah...
HapusUntuk yang katanya baru belajar, prosanya bagus Kak Amel.
BalasHapusNamun, sayang, prosamu jadi mengingatkanku akan lelaki pemberi luka.
Heyaaa Mama Wulan baper bacanya, he-he-he :d
Cie, mama wulan baper. Btw, dia sebenarnya tidak memberikan luka. Hanya saja aku yg berlebihan menerima rasa.
HapusCkck
Tulisannya bagus dan menginspirasi. Terimakasih amel. Semangat untuk terus berproses ya.
BalasHapusKembali kasih, semangat juga kak laila
HapusKata kata nya indah banget kak... Yang baca jadi ikut terbawa rasanya
BalasHapusMasyaAllah. Ah kakak ada² aj wkwk
HapusSetiap orang yang kita temui dalam kehidupan semua dalam skenario Allah. Orang yang membuat bahagia maupun yang membuat bersedih semua bisa memberi pelajaran dalam kehidupan kita. Semangat ka....semoga bertemu dengan yang lebih baik
BalasHapusAmin Ya Robbal Alamin ..
Hapusrasanya aku terhipnotis dengan tulisan mu
BalasHapusBisa aje lu wkwk
HapusSuka sama tulisannya yang dari dalam hati ❤️
BalasHapusAlhamdulillah. Akhirnya perjuangan mengumpulkan hatinya tdk sia-sia ya wkwk
Hapus