Perkenalkan, nama saya Amelia. Berada di usia antara 18
hingga 19 tahun, membuat saya sering kali menanyakan tentang identitas yang saya miliki, tak terkecuali hobi. Sebab, berdasarkan informasi yang saya dapatkan, hobi sangat
berpengaruh terhadap hidup seseorang.
Saya bukanlah tumbuh dan dibesarkan dari keluarga yang
mendukung sepenuhnya akan hobi yang saya miliki. Hobi membaca dan
menulis ini muncul saat saya menduduki bangku Sekolah Dasar. Waktu itu, saya
suka membaca materi-materi yang ada di buku pelajaran dan mengerjakan soal-soal
di dalamnya. Setiap kali diberikan tugas dalam bentuk mencatat, meringkas,
ataupun mengerjakan soal, saya selalu menaruh minat akan hal-hal itu.
Saya bukan tipikal orang yang mudah berbaur saat berada di
tempat baru. Namun, perjalanan hidup telah membawa saya untuk tinggal di
beberapa wilayah yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Itulah yang awalnya
sempat membuat saya merasa kesulitan untuk beradaptasi di wilayah baru.
Kepribadian saya yang cepat lelah saat berada di keramaian inilah yang membuat
saya memilih buku sebagai teman dekat saya.
Awalnya, saya tetap bisa menikmati kegemaran yang saya
miliki meskipun lingkungan tidak terlalu mendukung saya untuk menjalani dua
hobi tersebut. Namun, seiring bertambahnya usia—yang mana kewajiban saya juga
semakin bertambah—saya tidak lagi bisa merasakan membaca dan menulis sebagai
kesenangan. Lingkungan yang tidak mendukung ini akhirnya mendominasi diri saya.
Membuat saya semakin bertanya perihal apa yang sudah saya lakukan selama ini.
Ramadan Writing Challange (RWC) 2022
Pertama kalinya terjun di dunia kepenulisan adalah sejak
tahun 2020. Waktu itu, semua kegiatan yang awalnya dilaksanakan secara luring,
mendadak menjadi daring. Sehingga, informasi tentang komunitas kepenulisan pun
tersebar ramai di media sosial. Saat itu saya belum menemukan Komunitas One
Day One Post.
Saya sempat menekuninya selama beberapa bulan. Mengikuti
beberapa komunitas menulis secara daring. Namun, karena keterbatasan memori
ponsel dan berbagai kondisi lain membuat saya harus hiatus di dunia ini.
Padahal, kala itu wawasan saya perihal tulis-menulis masih dangkal.
Setelah beberapa bulan vakum dari dunia kepenulisan, saya
memulai kembali pada Maret 2022 lalu. Saat itu, saya memilih menulis novel demi
memenuhi ujian praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui segala proses
yang hanya mengandalkan kenekatan itulah yang membuat saya nekat pula untuk
mengikuti RWC 2022. Kegiatan ini dimulai beberapa hari setelah saya
menyelesaikan ujian praktik tersebut.
Pertama kali saya mengenal RWC sejak tahun 2021. Waktu itu,
saya mendapatkan informasi terkait tantangan yang diadakan setiap bulan Ramadan
ini dari Kak Sulfaini —salah satu peserta ODOP Batch 8. Saat itu juga saya ingin
mengikuti, namun karena merasa belum siap dan masih takut untuk mencoba, saya
akhirnya mengurungkan niat itu.
Memilih untuk mengikuti RWC 2022 bukan berarti untuk mengisi
masa senggang, melainkan demi mengasah kembali keahlian dan kegemaran yang
selama ini terabaikan. Sebenarnya, kalau dipikir-pikir malah waktu itu saya
tidak punya waktu luang. Karena bersamaan dengan saat itu pula, rutinitas saya
di dunia nyata cukup padat. Mulai dari menjalankan ujian semester 6, ujian
sekolah, mengurus berkas-berkas pendaftaran ulang kuliah, berusaha menjalankan
ibadah-ibadah di bulan Ramadan, dan mulai mencoba bekerja di salah satu
industri kecil di dekat rumah. Namun, saya
tetap bersikeras untuk menambah kesibukan di dunia maya, seperti mengikuti ngabuburead
yang diadakan oleh Gramedia dan RWC yang diadakan oleh ODOP dengan tema yang telah
disediakan untuk menulis setiap hari.
Dalam proses RWC, saya bersama peserta-peserta lain dikumpulkan
dalam sebuah grup Whatsapp, dengan kakak Penanggung Jawabnya adalah Kak
Suci. Saya masih ingat sekali, waktu itu saya jarang nimbrung di dalam grup
itu. Selain karena saya yang belum terbiasa sama orang baru, urusan di dunia
nyata yang memadat juga membuat saya jarang ikut berbicara dengan peserta lain.
Pikiran saya waktu itu hanya fokus dengan hal-hal yang berkaitan dengan
tantangan. Kalaupun saya berbicara, itu hanya setiap pekan setelah rekapan. Untuk
mengungkapkan rasa bersyukur dan berterima kasih karena bisa mengerjakan
tantangan tepat waktu dan sesuai dengan kriteria, meskipun saat itu kesibukan yang
sangat parah melanda pada diri saya.
Pendaftaran Open Recruitment (OPREC) ODOP 2022
Setelah melihat kemampuan kalau saya bisa menuntaskan novel
dan menjalankan RWC dengan konsisten, saya akhirnya memberanikan diri untuk
mengikuti Pendaftaran Open Recruitment Komunitas One Day One Post.
Keinginan saya untuk mengikuti pendaftaran ini sebenarnya dari tahun lalu,
yaitu tahun 2021. Namun, karena waktu itu masih merasa belum yakin untuk bisa
mengikutinya, saya akhirnya menunda keinginan itu dan berharap semoga tahun
berikutnya bisa menjadi bagian dari komunitas itu.
Selama itu juga, saya sering memantau instagramnya ODOP,
yaitu @komunitas.odop. Postingannya yang berisi mengenai materi-materi dan
program-program yang diberikan khusus untuk peserta ODOP membuat saya semakin
tertarik dan berharap untuk bisa masuk ke komunitas itu. Apalagi di waktu yang kosong
antara setelah lulus SMA dan belum masuk kuliah ini, rasanya tidak puas jika liburan saya hanya dilewatkan tanpa menciptakan kenang-kenangan.
Hingga pada akhirnya, pendaftaran itu dibuka setelah
beberapa hari menyelesaikan Ramadan Writing Challenge. Namun, langkah
pendaftaran yang belum biasa bagi saya ini, membuat saya merasa tertantang. Saya
sempat ragu untuk menyelesaikan langkah nomor tiga, yaitu membuat tulisan di
blog yang bertemakan “Bangga Sejarah dan Budaya Nusantara”. Sementara waktu itu
saya belum memiliki blog dan tidak tahu nama blog yang akan saya gunakan. Saya
juga harus berusaha lebih keras demi bisa menulis sesuai tema yang telah
ditentukan.
Masa oprec yang menurut saya tidak sebentar dan kebimbangan
untuk menulis sesuai ketentuan membuat saya akhirnya mengajak salah satu teman
dekat saya. Setidaknya, supaya bisa saling menyemangati. Alhamdulillah, atas pertolongan
Allah saya akhirnya bisa menuntaskan keraguan itu dan mengirimkannya satu hari
sebelum batas pendaftaran berakhir.
NUSANTARA
Saya tidak menyangka bila saya bersama Sulanti—teman dekat
saya—bisa lolos pendaftaran oprec ODOP ini. Setelah lolos, saya dan
peserta-peserta lain dimasukkan ke dalam sebuah grup besar yang bernamakan OPREC
ODOP BATCH 10. Kemudian, kita semua—sebanyak 28 orang—ini dibagi lagi ke dalam
grup kecil. Ada dua, yaitu grup Nusantara dan grup Bhinneka. Dari sinilah, yang
membuat saya dan Sulanti harus berpisah untuk sementara. Dia di grup Bhinneka,
sedangkan saya di grup Nusantara. Namun, kita masih tetap bisa berjumpa saat di
grup besar, grup materi, bahkan di dunia nyata.
Awal mula berada di grup ini, saya tidak mengenali siapa pun.
Meskipun di sini juga banyak yang pernah ikut RWC 2022, tapi karena saya dulu
tak sempat menghiraukan, jadinya merasa asing kembali. Namun, berkat sikap kakak-kakak
anggota Nusantara dan kakak-kakak penanggung jawab yang ramah, saya akhirnya
memberanikan diri untuk ikut nimbrung meskipun bobot pembicaraan saya masih belum
terlalu mendaging seperti mereka. Alias lebih banyak bercandanya. Karena saya
adalah peserta termuda di antara mereka semua. Otomatis, pengalaman saya juga belum
ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka.
Meskipun sempat merasa minder, tapi pada akhirnya saya bisa menangkisnya.
Bergabung dengan mereka adalah salah satu pengalaman berharga bagi saya. Karena
dari situlah saya bisa memperoleh wawasan dan pengalaman yang mereka tuangkan dalam
tulisan yang diposting di blog. Secara tidak langsung, selain belajar tentang kepenulisan,
saya juga memperoleh berbagai sudut pandang dari kehidupan mereka yang berbeda-beda.
Kurang lebih selama dua bulan saya berada di grup Nusantara ini.
Seperti nama komunitasnya—one day one post—kita harus memposting minimal
satu tulisan dalam satu hari. Bukan tanpa halangan bagi saya untuk menjalani ketentuan
ini. Banyak pasang surutnya, apalagi bagi saya yang sudah lama jarang menulis dan
belum bisa membagi waktu antara menulis dan rutinitas di dunia nyata yang hampir
tak mendukung saya untuk menulis. Karena di sini saya bukan hanya menulis saja,
tapi juga mengikuti berbagai kegiatan tambahan seperti SJLD (Satu Jam Lebih
Dekat), kelas materi, dan bedah tulisan. Kehidupan saya selama dua bulan yang mengalami banyak perubahan yang cukup signifikan, membuat saya kadang kala merasa keteteran
dan tidak sempat memaksimalkannya.
Saya sadar, setiap peserta yang mengikuti open
recruitment ini memiliki garis mulai yang berbeda-beda dalam menulis. Namun,
masa oprec ini, kita semua disamaratakan. Sama-sama belajar dari nol.
Sehingga, jika memang benar-benar fokus dengan materinya, rasanya seperti
benar-benar dituntun. Ibaratnya saya bukan hanya diajarkan tentang bagaimana memperindah
sebuah bangunan, tetapi juga diajarkan tentang bagaimana menguatkan sebuah bangunan.
Karena bangunan yang kuat dan indah adalah dambaan setiap orang, bukan?
Saya sangat bersyukur bisa belajar dan bertahan di komunitas ini. Memang iya, kelihatannya memang memaksa tapi dari situlah yang menyadarkan saya untuk tidak terlalu berleha-leha. Selain belajar dari teman-teman seperjuangan, saya juga belajar dari peserta ODOP dari batch sebelumnya dengan melihat karya-karya mereka di ngodop.com.
Terakhir, tapi tak kalah penting. Terima kasih kepada dua
kakak penanggung jawab, yaitu Kak Utamy Ningsih dan Kak Naila Zulfa yang mau
membimbing saya dari pertama kali di grup Nusantara hingga sampai di titik ini.
Merekalah yang mengingatkan saya dan peserta-peserta lain untuk selalu setor
tulisan, dan mau membagikan wawasan dan pengalaman mereka secara sukarela.
Terutama Kak Utamy Ningsih yang tak pernah bosan mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan receh yang sering saya lontarkan kepadanya. Terima kasih juga
kepada Kak Suci, yang tidak ada bosannya juga mau menjawab pertanyaan saya yang bejibun saat oprec. Kehadiran Kak Suci juga sangat berpengaruh terhadap saya karena telah mengantarkan
saya sampai ke gedung oprec ini. Terima kasih kepada komunitas One Day One
Post yang sudah menjadikan liburan saya ini berfaedah. Saya tidak tahu, bagaimana
cara membalas kebaikan kakak-kakak semua. Semoga sehat selalu, lancar rezekinya,
dan Allah balas kebaikan kakak-kakak sekalian. Amin...
Wah keren banget esainya, jadi mau pengen nulis haha
BalasHapusDikunjungi sama yang lebih keren dong
Hapus