Payung

Posting Komentar

Source: Pinterest



Teruntuk Payung yang pernah meneduhi,

Terima kasih telah melindungiku, di saat derasnya hujan menghantamku. Terima kasih telah menemaniku, tatkala ketakutanku akan geluduk menghantui pikiranku.

Mungkin, wujudmu yang amat monokrom itu membuatku tak pernah mengindahkan pengorbananmu. Ya, aku tahu. Aku terlalu egois, untuk diriku sendiri. Memintamu untuk memahami kondisiku, tapi aku sendiri tidak pernah memahami bagaimana kondisimu.

Maaf, bila aku terlalu mengabaikan hadirmu. Aku hanya ingin, bukakanlah pintu kepadaku satu lagi. Aku tak ingin, gara-gara tulang itu telah patah, kita tak lagi saling bersua.

Tetaplah di sini, aku tak ingin kau pergi. Beritakanlah kepadaku, apa salahku hingga membuatmu pergi. Aku tak ingin berseteru, di tempat yang menurutku masih baru. Aku ingin kita terus menjadi teman, sebagaimana ikrarku sebelum tiba di sini, yaitu meluaskan relasi.

Beritakan kekhilafanku, tapi bukan dengan langkah ini. Kamu pergi, meninggalkan tanda tanya besar di kepalaku. Membuatku terus saja mengulik, apa saja kesalahanku hingga membuatmu seperti itu.

Aku akan mengusahakan, bahwa aku akan terus berjalan. Tak peduli meskipun langkahku ini tak mampu sekencang kuda berlari. Aku hanyalah seekor kura-kura, yang mencoba untuk keluar dari cangkang, meskipun tahu kalau itu tidak nyaman. Aku hanyalah seekor kura-kura, yang mencoba untuk berjalan, walaupun aku tahu, langkahku tak sebesar kuda.

Aku tidak menantikanmu tuk menemani, aku hanya ingin kau tak lagi menyimpan segala kebencianmu kepadaku di dalam organ yang tak bisa kulihat. 

Related Posts

Posting Komentar