Malam Minggu di Agora Cafe and Resto Tanjung Batu

Posting Komentar

Dua minggu yang lalu, saya nongki di Agora bersama teman-teman semasa SMA. Sebenarnya, rencana ini sudah kami susun sejak jauh-jauh hari, yakni sebelum liburan tiba. Kala itu sudah berencana akan pergi bertiga, perginya dari jam sekian supaya bisa melihat senja, bahkan saya pribadi sudah merencanakan outfit yang akan digunakan, hehe. Alhamdulillah, meskipun rencana awal harus dirombak, yaitu perginya jadi di malam hari. Tapi keinginanku untuk bisa menginjakkan kaki di sana akhirnya keturutan. Kami tetap jadi pergi, malah semakin asyik karena ramai (12 orang). Tidak masalah tidak bisa melihat sunset di sana, karena toh sudah terbayarkan di lain hari dan lain tempat.


Agora Cafe and Resto

Agora Cafe and Resto berlokasikan di Jalan Tanjung Sesup Laut / Sengko, Dwikora Ujung, Tanjung Batu Kundur. Meskipun pembangunan di sini belum selesai sepenuhnya, tapi sudah banyak pengunjung yang mendatanginya sejak grand opening tanggal 24 April 2023 kemarin. Tidak sulit untuk menemukan lokasinya, karena tinggal lurus saja jika sudah tiba di jalan sebelah kantor pos. Kalaupun mau lacak melalui google maps juga bisa, karena lokasinya sudah terdaftar di sana.  


Setibanya di sini, kami memarkirkan motor di lahan parkir yang cukup luas. Saat memasukinya, kami dikenakan tiket masuk sebesar 10.000 per orang, barangkali biaya parkir juga sekalian masuk situ. Harga segitu menurut saya sudah sepadan dengan keindahan yang disajikan. Apalagi sepanjang wilayahnya dipenuhi dengan berbagai lampu warna-warni, yang pastinya juga memakan listrik yang besar pula. 


Selain menjadi tempat nongkrong yang menyajikan berbagai menu-menu kopi dan berbagai macam camilan ringan, tempat ini juga menyediakan makanan dengan menu yang variatif, seperti aneka nasi goreng, aneka mie mulai dari mie rebus sampai goreng, macam-macam kwetiau seperti kwetiau basah dan kwetiau goreng, ayam penyet, seafood, dan makanan-makanan lain yang selevel dengan restaurant pada umumnya. Harga yang dipasang menurut saya sesuai dengan rasa dan porsi makanan atau minumannya, sehingga tidak terlalu mahal untuk pengunjung yang ingin nongki sekaligus healing bersama keluarga atau teman-temannya. 


Kakak-kakak atau abang-abang pelayannya juga ramah, karena sebagian dari mereka ada yang sudah kenal dengan kami. Sebelum tiba, salah satu dari kami menghubungi kenalan yang bekerja di sana supaya bisa memesankan tempat untuk kami (umumnya malam minggu selalu ramai, jadi harus pesan terlebih dahulu), mereka juga sabar menunggu kami yang rempong saat memilih menu, bahkan sampai mau jadi photografer (PG) untuk mengabadikan momen kebersamaan kami. 


Fasilitas Agora Cafe and Resto

Sesuai dengan pemaparan tadi, fasilitas yang disediakan di Agora bisa dikatakan mewah. Bahkan menurut saya, ini adalah kafe termegah yang ada di Tanjung Batu. Karena selain kafe dan restoran, di sini juga menyediakan beragam atraksi wisata seperti perahu dayung, perahu bebek (akan dijelaskan di bawah), kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, biliar, dan yang tidak kalah pentingnya adalah tempat-tempat ciamik untuk berfoto (istilahnya Instagramable).  


Kafe ini menyediakan indoor dan outdoor. Tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok antara keduanya, palingan kalau indoor ada atap pelindung, sementara outdoor tidak. Kemudian kalau jumlah rombongan yang kita bawa lebih banyak (12 orang, misalnya) itu alangkah baiknya di luar, karena duduk lesehan di outdoor lebih lapang daripada indoor. 


Setiap pengunjung yang memilih outdoor akan difasilitasi bean bag triangle, semacam sofa santai yang berbentuk segitiga sehingga pengunjung dapat duduk dengan nyaman karena dapat bersandar. Tapi jika memilih indoor, maka tersedia kursi dan meja kayu tanpa menghilangkan nuansa kafe. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kedua pilihan tersebut sama-sama memberikan pemandangan alam yang menyejukkan mata, seperti laut dan tumbuhan-tumbuhan hijau yang dirangkai dengan aesthethic. Penampakan tumbuhan itu dapat dilihat saat siang hari, sedangkan kalau malam hari kita dapat melihatnya dengan tambahan lampu-lampu indah dan berwarna dengan tujuan agar nilai estetikanya tidak hilang. 


Tempat Wisata di Agora

Menurut penuturan salah satu warga, sebelum tempat ini dijadikan kafe, dulunya adalah tempat wahana kapal. Maka tidak heran jika sekarang kafe ini dilengkapi dengan permainan-permainan air seperti perahu dayung dan perahu bebek. Untuk menaikinya, kita akan dikenakan tarif sebesar 30 ribu selama 20 menit. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Pengunjung juga dapat melihat tenangnya air laut di bangku-bangku putih yang terletak di pinggir laut. Di atasnya dipasangkan penutup supaya dapat melindungi pengunjung dari panas maupun hujan. Tumbuhan-tumbuhan di belakang bangku juga turut serta dalam memberikan kesan estetik di sana. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Titian kayu yang disusun di atas laut juga tidak kalah menariknya. Meskipun hari sudah gelap, pengunjung tetap dapat berjalan di atasnya karena di sini juga dikelilingi penerang yang beraneka warna. Jika titian itu diteruskan, maka kita akan berada di sebuah pondok yang dibangun dengan desain love. Kalau kata masyarakat setempat, itu disebut pondok cinta. Dengan penerang warna putih dan dihias secara aesthethic, tempat ini juga tidak kalah ciamiknya untuk dijadikan sebagai spot foto.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Indahnya kafe dan tempat wisata ini tidak habis sampai sini saja. Kami masih dapat memandangnya dari dari lantai dua maupun lantai tiga dengan menaiki tangga yang ada di dalam ruangan yang di desain seperti kapal. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada lantai dua di dalam ruangan (indoor) terdapat musola dan WC. Jadi, bagi pengunjung yang menghabiskan waktunya di sini bisa salat di lantai dua. Kemudian, di luar musola ada lukisan tembok dua dimensi yang berisikan miniatur dari Agora itu sendiri. Selain sebagai spot foto, tempat ini juga cocok untuk mengadakan diskusi atau rapat-rapat kecil karena jauh dari keramaian. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada ruangan luar, terdapat balkon yang bentuknya seperti kapal. Tempat ini hanya dibatasi untuk dua orang saja, karena ia berada di atas laut. Berdiri di atas bangunan ini memberikan kesan seperti berada di atas kapal yang berdiri di atas laut. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Selanjutnya adalah lantai ketiga. Di lantai yang paling tinggi ini, kita dapat melihat semua pemandangan yang ada di bawah secara lengkap. Ilustrasi terkait seluruh area agora ini dapat kami tangkap saat melihat dari sini.

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Demikianlah cerita malam minggu kami sekaligus cerita saya yang sudah lama tidak malam mingguan di luar. Masih banyak wilayah di sini yang belum kami jelajahi karena sudah malam. Kalau ditanya tentang kekurangan, hampir tidak ada meskipun tempat itu belum 100% jadi. Mereka berusaha untuk tetap memberikan pelayan yang terbaik bagi pelanggannya. Mungkin menurut saya, kekurangannya terletak pada akses jalan menuju ke lokasi sana. Kondisi jalan yang masih bertanah dan tidak rata bisa jadi pertimbangan untuk ke sana jika musim hujan tiba. Meskipun memerlukan sedikit perjuangan, namun pada akhirnya semua jadi terbayarkan dengan melihat keindahan di Agora. 


Related Posts

Posting Komentar