Nge-boost Semangat Anti Stres Mahasiswa

Posting Komentar
“Jika kamu tidak sanggup menahan penatnya belajar, maka kamu harus mampu menanggung perihnya kebodohan.” (Imam Syafi’i)
Salah satu petikan dari Imam Syafi’i ini diberikan oleh Kak Kartika Delsya selaku pemateri dalam acara pagi ini. Alhamdulillah atas izin Allah hari ini saya diberikan rezeki untuk menerima ilmu yang sangat bermanfaat. Temanya adalah Nge-boost Semangat Anti Stress Mahasiswa.

Kenali Stress, Penyakit yang Kerap Menyerang Mahasiswa

Pagi tadi saya mendatangi sebuah acara yang diadakan oleh UKMI Bahrul Ulum. Sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa Islam yang berada ditingkat kampus dan berada di bawah naungan Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Kepulauan Riau. Kegiatan yang bernama AMBIS (Alumni Berbagi Inspirasi) kali ini diisi oleh Kak Delsya dan Kak Fika.

Fyi, Kak Kartika Delsya adalah alumni mahasiswa S-1 UMRAH jurusan Ilmu pemerintahan yang mendapatkan beasiswa LPDP untuk S-2 di Universitas Indonesia. Saat ini adalah dosen di FISIP UMRAH. Sedangkan Kak Rafika Afryanti juga merupakan alumni mahasiswa S-1 UMRAH jurusan Ilmu Administrasi Negara yang menerima beasiswa LPDP S-2 di Universitas Gadjah Mada. MasyaAllah, keren engga sih.

Back to the topic. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Nah, dalam konteks mahasiswa, faktor luar ini bisa seperti tugas-tugas yang didapatkan dari perkuliahan. Stres bisa berbentuknya seperti burn out, stuck, demotivasi, depresi, dan lain-lainnya.

Sebenarnya, stres ini wajar kok. Jadi, engga salah kalau kamu stres. Asalkan stresnya jangan kelamaan. Sebab, jika stresnya kelamaan, ntar bisa memasukkanmu ke dalam lingkaran setan. Sebuah lingkaran yang berisikan efek-efek negatif dari stress, seperti
1. Insomnia atau susah tidur
2. Sakit-sakitan
3. Perubahan Mood
4. Kehilangan Arah
5. Menarik diri dari lingkungan
6. Sulit berkonsentrasi

Efek-efek yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda, tapi kurang lebih pastinya ada yang sama. Inilah yang membuatmu jadi tidak produktif.

Tujuan Kuliah, Landasan Awal yang Harus Dipegang

Tujuan kuliahmu apa? Sebuah pertanyaan yang harus selalu dipegang sampai kelak. Supaya tidak goyah di saat nanti digoncang ombak.

Tujuan kuliah itu sama seperti tujuan hidup. Tujuan hidupmu apa?
Apa pun tujuan hidupmu, apa pun tujuan kuliahmu, pastikan bahwa tujuan itu adalah untuk beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah Allah subhanahu wa ta’ala di muka bumi.

Strategi Mengatasi Stres + Ngeboost Semangat


1. Mengenal Diri Sendiri 

Mengenal diri sendiri itu penting, terutama di era digital saat ini. Fokus ke kepribadian, kemampuan, dan kehidupan kita. Bukan ke pencapaian orang lain. Cukup jadikan pencapaian mereka sebagai lecutan supaya kita tidak mageran. Tapi jangan sampai dijadikan sebagai perbandingan. Karena setiap orang memiliki titik mulai, kehidupan, dan persoalan hidup yang beragam.

Justru yang harus dijadikan perbandingan adalah kita yang hari ini versus kita yang kemarin. Tanamkan dalam prinsip bahwasanya
“Kita yang hari ini harus lebih baik dari yang kemarin.”

2. Merencanakan

Perencanaan dalam tahap awal itu penting. Milikilah rencana jika mau berhasil mencapai sesuatu. Gagal merencanakan berarti sama saja dengan merencanakan kegagalan. Mengapa demikian? Karena kita tidak punya rencana, jadi ya apa yang mau dituju, gitu kan?

3. Usahakan dengan Maksimal

Kak Dhelsya sendiri tidak memegang prinsip bahwasanya “Proses tidak akan mengkhianati hasil” karena ini hanya akan membuat kita fokus ke hasil, bukan ke prosesnya. Padahal, proses itu jauh lebih penting. Karena banyak pembelajaran yang kita dapatkan dari ranah proses.

Menaruh hasil yang sempurna juga akan membuat kita jadi mudah kecewa. Karena sejatinya, tugas kita itu hanyalah berikhtiar sembari meminta petunjuk ke Allah. Setelah itu tawakal, yaitu menyerahkan hasilnya kepada Allah.

4. Berpikir Positif dan Rida

Selalu berprasangka baik atas sesuatu yang menimpa kita. Baik kejadian yang baik maupun buruk. Realitanya, berpikir positif itu memang gampang diterapkan jika kita lagi senang. Tapi bakal susah diterapkan kalau lagi dalam kondisi yang mendesak.

Padahal, di saat kita lagi stress, di saat itulah kita dilatih untuk melapangkan dada, ikhlas, dan rida dengan ketetapan Allah. Saya teringat, kejadian beberapa bulan yang lalu di saat tenggorokan saya sakit hingga suara saya hilang. Teman saya malah bilang alhamdulillah karena itu tandanya masih disayang Allah.

Alhamdulillah, perkataannya masih teringat sampai sekarang. Bahkan dipertegas lagi di kegiatan hari ini.

Penting juga untuk rida dengan dengan takdir-takdir yang sudah Allah berikan ke kita. Sebuah Hadis Qudsi, yaitu hadis yang datang dari Allah kepada Nabi Muhammad melalui mimpi mengatakan:

“Jika engkau rida kepada Allah, maka Allah akan membahagiakan jiwa dan ragamu. Allah akan mencatatmu sebagai hamba yang bersyukur. Tapi, jika engkau tidak rida kepada Allah, maka Allah akan menjadikan kamu seperti hantu yang berlarian di tengah hutan pada malam hari. Kamu tidak akan mendapatkan apapun kecuali apa yang sudah Allah tetapkan atasmu.”

5. Seimbangkan (Tawazun)

Dalam berikhtiar, kita tidak diminta untuk fokus dengan satu hal kemudian melalaikan urusan lain. Kita juga harus tetap menjaga kesehatan baik fisik maupun mental. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Salah satu cara untuk mengatur waktu adalah dengan mendahulukan hak Allah, seperti salat di awal waktu.

Jauhkan rasa malas, jika ada tugas segera dikerjakan jangan ditunda. Meskipun tipe setiap orang berbeda-beda. But for me, untuk bisa memberikan performa yang baik harus dikerjakan atau dicicil jauh sebelum tenggat.

6. Mengelola Hati

Mengelola hati itu penting, supaya kita tidak gampang baper. Cara untuk mengelola hati adalah dengan mendekat kepada Allah dan akarkan motivasinya hanya kepada Allah. Tanamkan prinsip bahwa “kebaikan yang kamu lakukan hari ini akan dilupakan oleh orang lain”.



Segitu rangkuman materi tadi tentang langkah-langkah mendorong semangat mahasiswa supaya tidak stress. Intinya, kita hanya bisa berikhtiar semampunya dan minta pertolongan kepada-Nya. Selebihnya serahkan kepada Allah dan fokus ke jalan hidup kita, bukan pencapaian orang lain.



Semoga artikel ini bermanfaat!

Related Posts

Posting Komentar