Pembangkit Asa yang Hampir Binasa

Posting Komentar
Teringat, tujuh bulan yang lalu saya pernah membuka beberapa album yang penuh akan memori indah. Saya juga membuka beberapa map yang berisikan sertifikat pencapaian yang pernah diraih. Pencapaian itu memang belum seberapa. Tapi setidaknya cukup untuk memantik semangat.

Kenangan-kenangan itu mengilustrasikan tentang masa kecil saya yang penuh akan warna. Mereka seolah-olah berkata bahwa

“Where is yourself? I miss you at that time. Please, I want to see you fighting again, break your limitations.”

Terima kasih masa kecil, sudah berhasil memantik kembali semangat yang sempat menciut. Mungkin permasalahan hidup saat ini tidaklah sebanding dengan saat itu. Tapi bukankah besi akan semakin kokoh jika kian ditempa?

Pesan untuk Masa Kecil

Jika dibandingkan dengan orang lain, masa kecilku tidaklah terlalu wah untuk diceritakan. Tapi saya tetap mensyukurinya. Karena bagaimana pun, inilah skenario yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Ya sudah, jalani saja dengan ikhlas dan rida.

Meskipun saat ini saya belum lihai dalam menggerakkan pena kehidupan, setidaknya saya tetap ingin menuliskan pesan untuk saya di masa lalu yang belum tahu cara menggenggam pena kehidupan.
“Dear me, jangan lelah untuk terus berusaha. Ilmu itu tidak terbatas, sementara waktu yang kamu miliki terbatas. Dunia memang tempatnya berlelah. Kalau mau berleha-leha, langsung aja ke surga.”
Jangan terlalu cepat untuk puas dengan ilmu yang dimiliki. Bukankah di atas langit masih ada langit lagi? Dan bukankah padi yang semakin berisi ia akan semakin merunduk?

Jangan takut untuk memperluas zona nyaman. Mungkin saat itu masih takut karena lingkungan kecil tidak mendukung. Tapi ingatlah, di luar sana banyak orang yang sedang berjuang untuk memperluas zona nyamannya. Karena mereka tahu, nyaman itu jebakan.

Jangan pernah iri dengan rezeki orang. Iri tanpa aksi hanya akan membuatmu stagnan di situ-situ saja. Percayalah, setiap orang di dunia ini sudah ada jatahnya masing-masing.

Pesan terakhir mengutip dari Kak Rica, “Milikilah kapabilitas, sampai orang tidak punya pilihan selain memilih kamu.”

Saya belajar banyak dari masa lalu. But in another side, saya juga memiliki penyesalan di masa lalu. Oleh karena itu, akan lebih baik jika penyesalan itu diabadikan sebagai pesan di sini. Semoga langkah-langkah yang dilakukan hari ini bisa memerban penyesalan-penyesalan yang telah berlalu.

Petuah dan Kecewa

Hidup tanpa tantangan itu seperti masak sayur tanpa garam. Rasanya tawar, anyep. Butuh garam sebagai penambah rasa asin. Tantangan bisa berupa permasalahan atau persoalan hidup. Salah satu bentuknya adalah kekecewaan.

Kekecewaan berasal dari kata dasar kecewa, yaitu perasaan tidak puas karena tidak tercapainya harapan maupun ekspektasi. Kekecewaan bisa bersumber dari mana saja, baik dari sesama manusia ataupun terhadap objek lain. Selama masih hidup di dunia, kekecewaan pastinya akan selalu ada. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.  

Bersamaan dengan kekecewaan, ternyata hadir pula penghibur yang muncul dalam bentuk yang beraneka ragam. Penghibur itu bisa menghapus kesedihan yang dirasakan. Dan dalam Islam, sebaik-baiknya penghibur adalah Allah subhanahu wa ta’ala. Allah memang tidak akan turun langsung untuk menghapus kesedihan kita. Bisa saja ia mengirimkan orang lain ataupun kejadian-kejadian lain sehingga membuat kita berkata, “Alhamdulillah”.

Flashback ke masa kecil, di saat kita menangis, orang sekitar kita pasti akan menghibur kita dengan sesuatu yang lawak. Sesederhana ciluk… ba... Namun, seiring berjalannya waktu, kita tidak hanya membutuhkan sesuatu yang humoris saja. Tapi, kita juga butuh petuah yang bisa menguatkan di saat lemah.

Ibaratnya, petuah adalah ilmu yang diberikan oleh guru. Maka kekecewaan adalah latihan soal yang harus kita kerjakan. Latihan soal tidak lain berguna untuk menguji seberapa dalamnya pemahaman kita tentang ilmu tadi. Maka, petuah dan kecewa adalah dua hal yang senantiasa hadir bersamaan dalam hidup. Tidak bisa dipisahkan. Petuah tanpa kecewa, membuat kita jadi gampang lupa dengan ilmu yang sudah kita dapatkan. Sedangkan kecewa tanpa petuah juga akan membuat kita terjebak dalam kesedihan yang mendalam.

Syukurnya, belakangan ini dunia pernah memberikan persoalan yang hebat. Persoalan ini mengharuskan saya untuk mengerahkan seluruh petuah yang sudah terkumpul selama ini. Sebuah persoalan yang masih belum bisa terlupakan. Sebut saja kekecewaan kepada manusia.

Syukurnya, tiada kebencian yang melekat dalam jiwa dan raga saya. Saya malahan bersyukur, dikirimkan pesan cinta dari Allah melalui perantara umat-Nya. Satu pesan dari-Nya yang kutangkap adalah, “Hei, mengapa kamu mengabaikan aku? Jelas-jelas dia orang asing yang tidak pantas menjadi sandaranmu. Hei, mengapa kamu tidak mengindahkan kehadiranku. Padahal kamu sudah tahu jika aku ini adalah sebaik-baiknya tempat untuk menggantung. Mengapa kamu tidak bergantung saja kepadaku? Padahal aku-lah Ya Qawiy.”

Saya bersyukur, Allah masih peduli dengan saya yang lebih sering mengabaikannya. Saya bersyukur, Allah masih mau membentukku menjadi manusia yang kuat karena-Nya. Ya Allah, jangan sampai engkau mencabut kenikmatan ini.
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah! Kalau tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengucapkan: “Seandainya aku berbuat begini dan begitu,’ tetapi katakanlah, ‘Apa yang telah ditentukan Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.’ Karena kata ‘seandainya’ itu akan memberi jalan kepada setan.” (HR. Muslim)

Conclusion

Bersyukur tidak melulu tentang hal-hal besar. Bersyukur juga tidak melulu tentang kebahagiaan. Terkadang, hal-hal yang tidak kita sukai juga harus disyukuri. Karena dari situ banyak pelajaran yang kita dapatkan.

Jangan terlarut dalam kesedihan. Kamu harus bangkit karena waktu tidak akan meninggalkan kamu yang terus terlarut dalam kesedihan. Percayalah, bersama kesulitan pasti ada kemudahan.


Sudahkah kamu bersyukur hari ini?

Related Posts

Posting Komentar