Pentingnya Rumah yang Rapi dan Bersih serta Langkah-Langkah untuk Mewujudkannya

Posting Komentar
"Rumah yang berantakan tidak hanya mengganggu pemandangan, tapi juga berdampak ke kesehatan mental.”
Bayangkan, jika kamu sudah capek seharian di luar. Pergi pagi pulang petang bahkan kadang malam. Sekali buka pintu kos, disuguhkan dengan tumpukan baju kotor, lantai berdebu, barang-barang berserakan ke sana kemari, belum makan lagi. Sekali mau masak, ketemu kompor dan meja dapur yang bernoda, belum lagi wajan kotor yang tergeletak. Atau kadang, pas mau nyuci baju, eh lantai kamar mandinya licin. Meskipun masih bisa dimaklumi karena dapur dan kamar mandi bersama, tapi tetap sebel engga sih kalau lagi capek gitu.

Inilah pentingnya memiliki lifeskills merapikan rumah. Keahlian ini memang tidak akan dipertanyakan saat daftar sekolah, daftar kuliah, bahkan lamar ke pekerjaan yang bergengsi. Tapi keahlian ini sangat penting untuk mempertahankan hidup. Mempertahankan hidup engga tuh wkwk. Apalagi bagi saya yang anak kos.

Syukurnya, mama sudah mengajarkan lifeskills ini sejak dulu. Meskipun dulunya ngedumel mulu kalau disuruh terus, alhamdulillah sekarang merasa beruntung. Setidaknya bisa jadi bekal penting. Apalagi anak perempuan ya kan, engga lucu dong kalau engga bisa beres-beres rumah.

Urusan kebersihan dan kerapian kamar kos menjadi menjadi tanggung jawab saya dan teman satu kos saya. Bagaimana supaya kami berdua merasa betah dalam sepetak kamar. Bagaimana kos terlihat rapi meskipun perkakas kami cukup banyak (karena berdua). Karena kamar kos adalah ruangan serba guna, baik untuk tidur, makan, salat, dan belajar. Bagaimana supaya barang-barang dan badan kami mendapatkan proporsi yang seimbang dalam satu ruangan. Itulah pentingnya memiliki lifeskills ini. Alhamdulillah, sampai sekarang kami cukup nyaman untuk melakukan apa saja. Termasuk ketika menuliskan blog ini.

Langkah-Langkah Merapikan dan Membersihkan Rumah demi Menjaga Kesehatan Mental

Berikut adalah cara yang bisa diterapkan dalam merapikan dan membersihkan rumah supaya kesehatan mentalnya tetap terjaga. Dalam tulisan ini saya menyebutnya sebagai kos, karena kos adalah rumah di perantauan. Berikut langkah-langkahnya:

1. Melakukan Decluttering

Kesadaran akan pentingnya decluttering ini timbul sejak tinggal di kos. Seperti yang saya katakan tadi, bagaimana supaya badan dan barang kami bisa mendapatkan proporsi yang seimbang dalam kos. Jangan sampai barang yang kami miliki malah meribetkan hidup kami.

Inilah pentingnya decluttering atau upaya pemilahan barang supaya rumah kelihatan rapi. Prosesnya adalah dengan memilih barang-barang yang benar-benar kita butuhkan dan mengesampingkan barang-barang yang tidak kita butuhkan. Boneka beruang misalnya. Boneka memang terllihat lucu, tapi karena di kamar ini juga ada teman plus barang-barangnya, engga mungkin dong harus dibawa. Bakalan sesak deh.

Memilih barang yang benar-benar kita butuhkan juga penting di saat kita tidak sempat membersihkan dan merapikan rumah. Ketika membuka pintu, kamar jadi lebih plong dan lapang karena barang sudah tersusun teratur. Dengan begitu, istirahat pun jadi tenang.

Jumlah barang yang lebih sedikit juga bisa menghemat waktu kita dalam merapikannya. Rak penyimpanan jadi lebih longgar sehingga lebih leluasa kalau mau ambil barang. Saya sebagai anak yang mudah terdistraksi, metode decluttering ini sangat bermanfaat untuk mengurangi distraksi. Bayangkan deh, niatnya mau ambil barang A. Tapi karena di dalam rak ada banyak barang, jadinya kita kudu menyingkirkan barang-barang lain dulu untuk mengambil barang tersebut. Terus, setelah ketemu, kita rapikan lagi barang-barang yang kita singkirkan tadi. Jadinya malah menghabiskan waktu engga sih?

Penerapan decluttering ini sebenarnya sudah diajarkan oleh Rasulullah. Selama hidupnya, Rasulullah menerapkan gaya hidup minimalis. Menjalani hidup dengan sederhana dan apa adanya. Mulai dari tempat tidurnya yang berasal dari kulit hewan yang diisi dengan sabut pelepah daun kurma, pakaiannya yang hanya berjumlah tiga helai, hingga tempat tinggalnya yang beratapkan pelepah kurma. Padahal, bukan tidak bisa jika Nabi ingin hidup mewah seperti pemimpin-pemimpin lainnya. MasyaAllah, sungguh luar biasa role model kita.

2. Tidak memaksakan diri

Tidak selamanya hidup sesuai dengan perencanaan kita. Kadang planning-nya jam segini mau ngerjain ini, jam segini mau melakukan itu, eh qodarullah tidak sesuai. Maka, dalam hal ini saya ingin menasihati diri sendiri untuk tidak terlalu memaksakan diri.

Ada suatu kondisi di mana saya sibuk dan tidak sempat meng-handle urusan rumah. Maka pada saat itu, saya tidak peduli. Toh enggak ada yang marahin juga, hehe. Baju kotor menumpuk, lantai berdebu, jemuran yang sudah kering pun enggak diambil (bahkan pernah sampai kena hujan, jadinya basah lagi deh, wkwk). Yes, kadang cuek dan tidak peduli adalah kunci untuk menjaga kewarasan kita.

3. Langsung Dikerjakan, Jangan Ditunda

Meskipun kadang-kadang kita harus mengabaikannya, tapi jangan sampai kebablasan ya. Minimal sehari, paling lama ya sampai tiga hari saja. Karena kalau dibiarkan, cucian makin menumpuk dan kita sendiri pun akan kewalahan. Bukan hanya kita saja, tapi tempat jemurannya juga. Bisa-bisa malah numpang jemur ke kamar sebelah lagi. Jangan keseringan ya, mereka pun mau jemur juga loh.

Kalau sudah lewat dari tiga hari tidak membersihkan kos, pastinya kita sebagai manusia tidak akan betah. Melihat pemandangan yang seperti kapal pecah. Belum lagi nyamuk beterbangan, cicak-cicak yang saling berkejaran, semut-semut yang mulai membangun sarang. Ah risih deh lihatnya.

Maka sebaiknya langsung dikerjakan. Misalnya, mencuci perkakas masak kalau sudah selesai masak, mencuci piring kalau sudah selesai makan (meskipun cuma satu piring), dan langsung menyikat kamar mandi kalau sudah selesai nyuci. Apalagi ini tempat bersama. Jangan sampai orang lain pun risih juga.

Segitu dulu cerita tentang tips merapikan kos (rumah di perantauan). Simpel aja sih, kan tinggalnya engga sama orang tua, jadi engga bakal diomelin deh. Terus ukuran kos juga engga sebesar rumah yang butuh waktu seharian untuk beres-beresnya. Ya, gimana baiknya kita aja supaya betah di rumah.


Semoga bermanfaat!


Related Posts

Posting Komentar