Berbicara tentang lingkungan, pastinya tidak asing di telinga kalian. Bagaimana kondisi lingkungan kita saat ini? Faktanya, lingkungan saat ini tidak sedang dalam baik-baik saja. Jika kita telisik lebih dalam lagi, ternyata ada banyak permasalahan yang dihadapi oleh lingkungan pada saat ini.
Lingkungan Keberlanjutan
Lingkungan berkelanjutan adalah lingkungan yang tetap lestari baik dari masa kini maupun sampai nanti dengan menerapkan prinsip-prinsip pada ekologi. Lingkungan keberlanjutan menjadi perihal penting untuk dikaji dan disadari, jika kita menginginkan anak cucu kelak masih bisa menikmati lingkungan yang asri.Lingkungan keberlanjutan mengingatkan saya pada tema lomba lima bulan yang lalu, yaitu Sustainable Development Goals (SDG). Sebuah agenda yang telah dicanangkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di dunia. Beberapa tujuan di antaranya yang berkenaan dengan pembangunan lingkungan adalah kebersihan air dan sanitasi, kota dan komunitas yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem laut, dan ekosistem daratan. Dari semua tujuan tersebut, salah satu permasalahan yang cukup familiar adalah sampah.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2022 dari hasil 202 kabupaten/kota se Indonesia, jumlah sampah yang tertimbun mencapai 21,1 juta ton. Dari total tersebut, sebanyak 13.9 juta ton dapat terkelola. Selebihnya (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.
Dari data tersebut, sisa makanan menjadi jenis sampah yang paling besar dibandingkan dengan jenis lain. Urutan kedua disusul dengan plastik. Kemudian, jika ditilik dari sumbernya, sampah dari rumah tangga (domestik) menempati urutan terbanyak dibandingkan yang lain.
Tujuan SDG dan Cara yang Bisa Dilakukan
Clean Water and Sanitation (Kebersihan Air dan Sanitasi)
Air memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Hampir semua kegiatan kita pasti bergantung dengan air, mulai dari minum, mandi, menyuci, wudu, masak, dan sebagainya. Dan dalam penggunaannya, kita pasti memilih untuk menggunakan air yang bersih daripada air yang kotor, bukan?Sebuah fakta yang diungkapkan oleh salah satu Senior Communication and Policy Officer Wetlands Indonesia, meskipun jumlah air di Bumi ini melimpah ruah, yakni sebesar 71% dari seluruh permukaan bumi. Namun, jumlah air yang bisa kita manfaatkan ternyata tidak sampai 1%. Hal ini dikarenakan 97% nya berupa air laut, sehingga hampir semuanya yang tidak bisa kita konsumsi. Sedangkan 3% nya lagi berupa air tawar. Tapi, sebagian besar berupa gletser dan air di bawah permukaan tanah.
Jumlah air yang sedikit ini membuat kita harus aware akan permasalahan ini. Dengan jumlah penduduk yang semakin banyak, membuat penggunaan air juga meningkat sehingga akan mengancam ketersediaan air bersih di masa mendatang. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan adalah menggunakan air secukupnya dan tidak membiarkan air terbuang sia-sia.
Sustainable Cities and Communities (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan)
Angka urbanisasi yang kian meningkat tidak menutup kemungkinan juga akan meningkatkan berbagai permasalahan, mulai dari permukiman yang kumuh. kemacetan, banjir, dan permasalahan-permasalahan lain. Dalam hal ini, kita sebagai pemuda bisa memilih kontribusi dalam hal apa yang bisa kita berikan untuk menjawab permasalahan di perkotaan.Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab)
Salah satu contoh yang bisa kita terapkan di sini adalah perihal makanan. Sesuai data yang sudah disinggung tadi, sampah makanan menyumbang angka terbesar berdasarkan jenis sampahnya. Sampah makanan yang kian menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir akan menghasilkan Gas Metana (CH4) yang bisa membahayakan lapizan ozon pada bumi sehingga berkontribusi dalam meningkatkan angka pemanasan global. Langkah yang bisa kita lakukan adalah untuk mengolah dan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan porsi kita. Jangan sampai berlebihan sampai terbuang.Climate Action (Penanganan Perubahan Iklim)
Banyak fenomena alam yang terjadi akibat pemanasan global, salah satunya adalah perubahan iklim. Suhu di bumi yang semakin panas membuat keseimbangan alam menjadi terganggu. Lingkungan semakin tahun semakin panas dan jumlah air bersih yang kian berkurang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh dunia saat ini. Langkah yang bis akita terapkan untuk mengendalikan permasalahan ini adalah menghemat penggunaan listrik dan menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah.Life Below Water (Ekosistem Laut)
Ekosistem laut yang tercemar akibat sampah menjadi permasalahan yang tidak bisa dibiarkan. Sampah plastik yang menempati urutan jenis sampah tertinggi kedua bisa mengganggu ekosistem makhluk hidup yang ada di laut. LImbah plastik dapat mengganggu sistem pencernaan ikan sehingga menyebabkan ikan tersebut mati. Padahal, makhluk hidup tersebut, seperti ikan sangat bergantung terhadap keberlangsungan hidup juga. Secara tidak langsung, kita sudah mengonsumsi makanan yang tidak sehat karena tidak menutup kemungkinan kita makan plastic yang ada pada ikan. Salah satu cara yang bis akita lakukan adalah tidak membuang apapun ke dalam laut, termasuk sampah yang berbahan dasar plastik.Life on Land (Ekosistem Daratan)
Permasalahan ekosistem daratan yang familiar di telinga kita adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan bisa menghilangkan hutan yang tadinya berkontribusi sebagai paru-paru dunia, menyebabkan polusi udara, dan asap-asap yang tersebar itu bisa menyumbangkan kontribusi ke perubahan iklim.Jangan sampai keseimbangan antara alam dan manusia berakhir pada generasi kita karena ulah kita sendiri. Sampai-sampai generasi berikutnya tidak dapat merasakan dan hanya mendengarkan kita saja. Yuk, sayangi lingkungan kita demi membahagiakan generasi setelah kita.
Posting Komentar
Posting Komentar