Jumlah penduduk yang kian meninggi mengakibatkan lajunya perpindahan. Pelabuhan menjadi gerbang keluar masuk setiap orang yang ingin bepergian ke wilayah lain. Selain itu, pelabuhan menjadi tempat pengantaran, persinggahan, hingga pendaratan setiap barang akibat perdagangan. Kondisi ini menggambarkan betapa padatnya dermaga.
Pelabuhan menjadi salah satu tolok ukur dalam kemajuan sebuah wilayah. Setiap pelabuhan berlomba-lomba untuk memberikan nilai tambah dan diferensiasi demi menarik pengguna dalam memilih jasa pelabuhan.
Itulah mengapa pelabuhan menjadi salah satu pembangunan yang termasuk dalam agenda perencanaan tuk dikembangkan. Khususnya di Indonesia yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di seluruh wilayah, baik di kota-kota besar, hingga daerah-daerah terpencil. Pembangunan ini selaras pula dengan lajunya perjalanan teknologi.
Salah satu teknologi yang sedang tren adalah kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan merupakan salah satu cabang komputer yang dirancang oleh manusia dengan sistem kerjanya mampu berpikir dan bertindak seperti manusia dan sesuai dengan logika. Teknologi ini diharapkan mampu membantu pekerjaan manusia, terutama dalam menjawab permasalahan lingkungan seperti konservasi sumber daya alam dan perubahan iklim.
Kecerdasan buatan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca akibat aktivitas kepelabuhan seperti transportasi laut yang sebagian besar bahan bakarnya berasal dari fosil. Selain itu, kecerdasan buatan juga mampu mengurangi pencemaran air dan tanah akibat limbah padat, tumpahan minyak, dan limbah kimia yang tentunya bisa membahayakan ekosistem di dalam laut. Teknologi ini dapat mendorong penggunaan sumber daya yang lebih ramah lingkungan.
1. Belum adanya indikator kinerja yang jelas tentang smart port. Hal ini tentunya menyulitkan pengukuran dan pengevaluasian dampak dari penerapan smart port.
2. Terdapat perbedaan data, protokol, dan prosedur yang tersedia di setiap pelabuhan. Seperti pengguna jasa pelabuhan, instansi pemerintah, dan operator logistik. Perbedaan ini dapat menghambat integrasi dan konektivitas antar stakeholder industri maritim.
3. Belum optimalnya kontrol terhadap konsumsi energi di pelabuhan. Permasalahan ini dapat menimbulkan pemborosan energi dan emisi rumah kaca yang pastinya merugikan lingkungan.
4. Kurangnya sumber daya manusia yang cakap dan berkualitas di bidang teknologi digital.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut seperti:
1. Menyusun dan menerapkan kinerja utama yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik pelabuhan cerdas, seperti efisiensi, keamanan, keselamatan, kualitas layanan, dam kinerja lingkungan.
2. Menetapkan dan meningkatkan standardisasi data, protokol, dan prosedur yang digunakan di pelabuhan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan sistem informasi pelabuhan, yang mana sistem ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan sehingga meningkatkan akuntabilitas.
3. Mengoptimalkan konsumsi energi di pelabuhan dengan mengalihkannya ke sumber energi yang terbarukan. Bisa juga dengan menggunakan teknologi sensor untuk mengatur penggunaan energi secara real-time.
4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang teknologi digital. Caranya adalah dengan menyediakan pendidikan atau pelatihan seperti sosialisasi ataupun memberikan apresiasi yang sepadan bagi tenaga kerja industri maritim.
Itu tadi sekilas gambaran mengenai pelabuhan cerdas, teknologi yang diharapkan mampu menyelesaikan persoalan lingkungan. Meskipun penerapannya masih terdapat keterbatasan, tapi setidaknya dapat menjadi peluang bagi kita untuk memberikan kontribusi kepada khalayak. Kontribusi tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya kita dalam ranah teknologi digital.
Semoga artikel ini bermanfaat!
Itulah mengapa pelabuhan menjadi salah satu pembangunan yang termasuk dalam agenda perencanaan tuk dikembangkan. Khususnya di Indonesia yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di seluruh wilayah, baik di kota-kota besar, hingga daerah-daerah terpencil. Pembangunan ini selaras pula dengan lajunya perjalanan teknologi.
Salah satu teknologi yang sedang tren adalah kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan merupakan salah satu cabang komputer yang dirancang oleh manusia dengan sistem kerjanya mampu berpikir dan bertindak seperti manusia dan sesuai dengan logika. Teknologi ini diharapkan mampu membantu pekerjaan manusia, terutama dalam menjawab permasalahan lingkungan seperti konservasi sumber daya alam dan perubahan iklim.
Manfaat Penerapan Pelabuhan Cerdas (Smart Port)
Teknologi kecerdasan buatan menjadi objek yang menarik tuk disandingkan dengan pembangunan pelabuhan. Pengintegrasian ini diwujudkan dalam bentuk pelabuhan cerdas atau smart port. Berikut manfaat-manfaat penerapan pelabuhan cerdas:1. Meningkatkan kualitas lingkungan
Jika ditelisik lebih dalam lagi, faktanya lingkungan pada saat ini sedang tidak baik-baik saja. Problematika lingkungan yang kompleks seperti pemanasan global, pembuangan limbah, konservasi sumber daya alam, pencemaran, dan sebagainya. Permasalahan ini akan berdampak cukup serius jika dibiarkan dalam jangka lama.Kecerdasan buatan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca akibat aktivitas kepelabuhan seperti transportasi laut yang sebagian besar bahan bakarnya berasal dari fosil. Selain itu, kecerdasan buatan juga mampu mengurangi pencemaran air dan tanah akibat limbah padat, tumpahan minyak, dan limbah kimia yang tentunya bisa membahayakan ekosistem di dalam laut. Teknologi ini dapat mendorong penggunaan sumber daya yang lebih ramah lingkungan.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan
Tahu chatbot? Chatbot adalah salah satu wujud dari kecerdasan buatan yang dapat berkomunikasi dengan manusia melalui teks maupun suara. Chatbot dapat dimanfaatkan di pelabuhan, lo. Teknologi ini dapat membantu masyarakat dalam memberikan informasi keberangkatan, tarif, ataupun informasi lainnya yang dipastikan dapat memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat.3. Mengurangi biaya operasional
Siapa sih yang engga kepingin dengan manfaat yang satu ini? Tingginya biaya operasional dapat menjadi alasan mengapa harga tiket kapal melambung tinggi. Rupanya kecerdasan buatan dapat menjawab permasalahan ini. Dengan basis pengetahuan yang ditanamkan, teknologi ini mampu memperkirakan kondisi laut, mengatur jadwal pemeliharaan, hingga memprediksi terjadinya kegagalan pada mesin dan peralatan yang mendukungnya.Penerapan Pelabuhan Cerdas (Smart Port) di Indonesia
Sumber gambar: catperku.com
Dilansir dari Kompas.com, saat ini Indonesia sedang mengembangkan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan cerdas (smart port) di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Ayodhia Kalake, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Inverstasi. Katanya, pelabuhan tersebut bakal menjadi patokan dan akan direplikasikan ke seluruh pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengembangan pelabuhan di Indonesia. Selain itu terdapat tiga pelabuhan di wilayah lain yang bakal dijadikan target, yaitu Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatra Utara, dan Pelabuhan Teluk Lamong di Jawa Timur.Tantangan dalam Penerapan Smart Port
Pentingnya pembangunan pelabuhan yang selaras dengan jumlah populasi di Indonesia, mengharuskan pelabuhan cerdas dapat diterapkan di seluruh Nusantara. Terutama wilayah-wilayah kepulauan yang mobilitasnya menggunakan transportasi laut. Namun, lagi-lagi ditemukan kendala sehingga pembangunan harus dilakukan dengan perlahan. Dilansir dari situs resminya Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, tantangan-tantangan tersebut berupa1. Belum adanya indikator kinerja yang jelas tentang smart port. Hal ini tentunya menyulitkan pengukuran dan pengevaluasian dampak dari penerapan smart port.
2. Terdapat perbedaan data, protokol, dan prosedur yang tersedia di setiap pelabuhan. Seperti pengguna jasa pelabuhan, instansi pemerintah, dan operator logistik. Perbedaan ini dapat menghambat integrasi dan konektivitas antar stakeholder industri maritim.
3. Belum optimalnya kontrol terhadap konsumsi energi di pelabuhan. Permasalahan ini dapat menimbulkan pemborosan energi dan emisi rumah kaca yang pastinya merugikan lingkungan.
4. Kurangnya sumber daya manusia yang cakap dan berkualitas di bidang teknologi digital.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut seperti:
1. Menyusun dan menerapkan kinerja utama yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik pelabuhan cerdas, seperti efisiensi, keamanan, keselamatan, kualitas layanan, dam kinerja lingkungan.
2. Menetapkan dan meningkatkan standardisasi data, protokol, dan prosedur yang digunakan di pelabuhan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan sistem informasi pelabuhan, yang mana sistem ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan sehingga meningkatkan akuntabilitas.
3. Mengoptimalkan konsumsi energi di pelabuhan dengan mengalihkannya ke sumber energi yang terbarukan. Bisa juga dengan menggunakan teknologi sensor untuk mengatur penggunaan energi secara real-time.
4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang teknologi digital. Caranya adalah dengan menyediakan pendidikan atau pelatihan seperti sosialisasi ataupun memberikan apresiasi yang sepadan bagi tenaga kerja industri maritim.
Itu tadi sekilas gambaran mengenai pelabuhan cerdas, teknologi yang diharapkan mampu menyelesaikan persoalan lingkungan. Meskipun penerapannya masih terdapat keterbatasan, tapi setidaknya dapat menjadi peluang bagi kita untuk memberikan kontribusi kepada khalayak. Kontribusi tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya kita dalam ranah teknologi digital.
Semoga artikel ini bermanfaat!
Referensi:
Pelabuhan Tanjung Priok Jadi Benchmark Pembangunan Smart Port di Indonesia (kompas.com)
Posting Komentar
Posting Komentar