Understanding Yourself: The Key to Your Success

15 komentar
Mengapa kita harus paham dengan diri kita sendiri? Seberapa pentingnya kita harus memahami diri sendiri? Pertanyaan itu terjawab saat saya menyimak live Instagramnya @kamujugabisaa.id. Sebuah platform baru yang dibangun oleh Kak Rica Asrosa, mahasiswi PhD di University College London (UCL), London. Untuk pertama kalinya, @kamujugabisaa.id menyajikan materi tentang Understanding Yourself dengan Kak Rica narasumbernya.

Dalam proses memahami dirinya sendiri, skenario Kak Rica dimulai pada saat melamar beasiswa LPDP di tahun 2018. Menurutnya, bagian yang paling struggling adalah ketika menulis esai untuk LPDP. Karena tulisan tersebut berisi tentang diri sendiri. Salah satunya adalah apa kontribusi Anda terhadap Indonesia. Hingga pada akhirnya Kak Rica berkesempatan untuk belajar softskills di kota asalnya. Di sana Kak Rica diminta untuk menuliskan lima kelebihan dan lima kekurangan tentang dirinya. Setelah itu kita tanyakan tentang diri kita kepada lima orang terdekat. Terserah mau siapa saja. Cara ini juga dapat kita praktekkan jika kita masih ragu tentang siapa diri kita. 

Cara tersebut ternyata ampuh saat digunakan oleh Kak Rica. Beliau jadi bisa menerima dirinya sendiri. Tahu mana kelebihan yang bisa dijadikan kekuatan/strength untuk menyamarkan kelemahan yang dimiliki. Bahkan kelemahan tersebut dapat diperbaiki. Salah satu caranya adalah dengan belajar dari orang lain.

Ketika kita berkumpul dan belajar dari orang lain, secara tidak langsung melatih kita untuk melihat dari berbagai perspektif. Bukan melihat dari satu sisi yang sifatnya subjektif. Pentingnya melihat dari berbagai sisi supaya kita tidak buru-buru menyimpulkan sesuatu. Bisa jadi, kesimpulan yang kita tarik itu sebenarnya belum benar karena kita hanya melihat dari satu sisi, sisi depan saja misalnya.
Kondisi memahami diri sendiri ini sebenarnya berhubungan dengan isu-isu kesehatan mental lainnya, seperti

1. Self Awareness

2. Self Discovering

3. Integrity

1. SELF AWARENESS

Memahami diri kita sendiri adalah bagian dari self awareness, sebuah proses penyadaran tentang diri sendiri. Kita sadar dan paham mana pilihan hidup yang harus kita jalani dan mana yang harus kita tinggalkan. Karena sejatinya, baik menurut orang lain belum tentu akan baik untuk kita. 
"Takdir hidup yang terbaik adalah kehidupan yang kamu jalani saat ini."
Dengan sabar dan bersyukur, kita akan jauh lebih ikhlas atau legowo dalam menerima takdir. Begitu pula dengan Kak Rica, saat dia sedang berdiskusi dengan teman-teman LPDP dan kuliah di Inggris yang memiliki tujuan hidup yang lebih keren, itu tidak akan menggoyahkan haluan hidupnya Kak Rica.

Self awareness terbagi menjadi dua jenis yaitu internal dan eksternal. Self awareness dari segi internal adalah bagaimana kita tetap memegang moral value yang kita miliki, bahkan pada saat keadaan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sedangkan dari sisi eksternal adalah tentang bagaimana penilaian orang lain terhadap kita. Apakah penilaian dari orang lain akan sesuai seperti yang kita harapkan. 

2. SELF DISCOVERING

Self discovering adalah sebuah proses menemukan jati diri. Proses menemukan value yang bersifat long life learning. Bukan hanya ditemukan dalam satu, dua, atau tiga hari saja. It takes time and process. Bagaimana cara menemukan nilai-nilai yang kita miliki? Lakukan evaluasi. Tanyakan pada diri sendiri, apa sih yang kamu sukai? Apa sih yang membuatmu jadi bersemangat untuk melakukan hal itu meskipun harus mengorbankan waktu tidur, misalnya. Dengan begitu, kita akan mudah membuat daftar values yang akan kita pegang.

3. INTEGRITY

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas memiliki persamaan makna dengan kejujuran. Integritas yang dijelaskan dengan Kak Rica di sini adalah tentang siapa dirimu sendiri dalam keadaan bagaimanapun. Bagaimana kita tetap memegang nilai diri kita meskipun di saat tidak ada seorang manusia yang melihat dirimu. Sifat ini juga berkenaan dengan ajaran Islam, di mana kita diajarkan untuk jujur. Karena meskipun tidak ada seorang pun manusia yang melihat, tapi ada Al-Basir (Yang Maha Melihat). Ada malaikat Raqib dan Atid yang selalu mencatat amal baik dan amal buruk kita.

Dengan memahami diri sendiri, kita juga akan belajar untuk melihat perspektif dari berbagai sisi, bukan hanya 1 sisi dari kita saja.

Kesimpulan:

Setiap orang pastinya pernah berada pada fase tersesat. Masa di mana kita lagi bingung dengan tujuan hidup. Maka, solusinya adalah menganalisis apa yang membuat kita tersesat dan melihat kembali setiap pencapaian atau setiap momen yang sangat mengesankan dalam hidup kita. Sekecil seperti melihat sertifikat-sertifikat lomba sejak kecil cukup menjadi lecutan untuk bangkit. Dengan begitu kita akan sadar kembali bahwa setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Tujuan dan pencapaian hidup orang lain membuat kita jadi rendah diri. Padahal, bisa saja memang dia sudah mengambil titik mulai lebih dulu sebelum kita. Maka tidak heran jika pengalaman dan pengetahuannya jauh lebih banyak dibandingkan kita yang baru coba.

Dalam perkara dunia, tujuan hidup setiap orang berbeda-beda. Tujuan hidup teman-teman kalian boleh jauh lebih visioner, lebih bagus, dan sebagainya. Tetapi kita tidak boleh goyah dengan tujuan hidup mereka. Justru dengan adanya mereka, kita harus menjadikannya sebagai batu bara.

Tersesat dalam perjalanan understanding yourself adalah wajar. Merasa ditinggalkan dan kehilangan support system (yang berupa manusia) mengindikasikan bahwa kita sedang dilanda ketidakamanan. Ketika kita belajar memahami diri sendiri, kita tidak boleh menaruh harapan kepada orang lain. Jangan hidup dalam ilusi dan pengharapan. Letakkan dirimu sebagai prioritas karena mencintai dirimu sendiri jauh lebih penting.
“Cintai dirimu, fokus sama dirimu, embrace and love yourself is important.”

 

Related Posts

15 komentar

  1. Inspiratif sekali tulisannya mbak. Jadi belajar banyak. Terutama soal meyakini takdir terbaik kita dan bagaimana agar kita bisa menjadi sosok manusia yang memiliki value dan prinsip. Thanks for sharing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah, Alhamdulillah bisa menginspirasi.

      Hapus
  2. Bener banget nih kak, kadang kita sendiri tidak bisa memahami diri ini. Lalu bagaimana kita bisa memahami orang lain. Semua kembali ke diri sendiri dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, lagi-lagi ini juga menjadi PR untuk saya sendiri.

      Hapus
  3. ini semacam ngomong sama diri sendiri ya mbak. yang pada dasarnya memang kita seharusnya paham kondisi diri dulu, menyelesaikan konflik dalam diri dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, dalam penyampaian pemateri kemarin, beliau menyampaikan seperti ngomong dengan dirinya sendiri. Mungkin dari situ dia ingin memberikan value tentang dirinya sendiri melalui teknik penyampaiannya.

      Hapus
  4. baca tulisan ini jadi banyak belajar, bener banget kalau tujuan dan pencapaian hidup orang lain jangan sampai membuat kita jadi rendah diri. Karna kita gak pernah tau kapan dia mengambil titik mulai dan seperti apa dia berjuang.. bisa saja memang dia sudah mengambil titik mulai lebih dulu sebelum kita dan berjuang lebih keras dari kita..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, bener Mba. Lagi-lagi itu jadi pengingat untuk saya juga, makanya saya titipkan moral value nya ke sini. Harapannya supaya ingat.

      Hapus
  5. Setuju mbaa, kalo bukan kita yang bersikukuh untuk memahami diri, siapa lagi, karena itu semua balik lagi sama goals yang bisa kita tentukan atau engga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapp Mba Jihan, Amel belajar banyak juga dari Mbak tentang pentingnya memperjuangkan goals yang ingin kita capai...

      Hapus
  6. Betul, kalau kita tidak memahami diri sendiri, gimana kita bisa memahami orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, memang terlihat gampang ya. Tapi ternyata masih menjadi PR bagi saya.

      Hapus
  7. Betul Mba. Dan itu penting banget

    BalasHapus
  8. Suka banget sama sama kalimat ini:
    "Merasa ditinggalkan dan kehilangan support system (yang berupa manusia) mengindikasikan bahwa kita sedang dilanda ketidakamanan. Ketika kita belajar memahami diri sendiri, kita tidak boleh menaruh harapan kepada orang lain."

    Relate 🤭

    BalasHapus
  9. Memahami diri sendiri menyayangi diri sendiri adalah kunci untuk bisa hidup bahagia di dunia ini.

    BalasHapus

Posting Komentar