Materi Personal Branding Academy #2 - Build Personal Branding with Public Speaking

Posting Komentar
Malam minggu kemarin (20 Januari 2024) saya nimba ilmu yang mendaging di Personal Branding Academy. Materi kedua kali ini berjudul “Build Personal Branding with Public Speaking”. Apa hubungan dari keduanya?

Simak yuk penjelasan materi berikut.

Shafa’ Salsabila Akbar

Pemateri pada malam itu kerap disapa dengan Kak Shafa’. Nama lengkapnya adalah Shafa’ Salsabila Akbar. Ia lahir di Kota Semarang pada tahun 2002. Saat ini sedang menempuh pendidikan di UINSI Samarinda dengan program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di semester 8. Selain menjadi mahasiswa, ia juga merupakan news presenter di tepian TV Samarinda, public speaking enthusiast, dan sedang belajar menulis. November 2023 kemarin, ia telah menghasilkan sebuah buku pertama yang berjudul “Melelahkan, tapi Harus Diperjuangkan”.

Personal Branding

Kata Analisa Widyaningrum, personal branding adalah kemampuan membangun identitas diri. Apa yang ingin orang lain katakan tentang kita kalau kita tidak ada di ruangan tersebut.

Sementara personal branding menurut Pandji Pragiwaksono adalah kegiatan memberi tahu siapa kita kepada orang, supaya kita berhenti mengejar uang dan membuat uang mengejar kita, karena uang kenal siapa kita.

Berdasarkan pengertian-pengertian dari dua tokoh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa personal branding adalah kegiatan memberitahu eksistensi kita kepada orang lain atau khalayak ramai. Personal branding enggak melulu tentang karir atau profesi, tapi bisa dengan memasang profil atau identitas kita. Sesimpel mendeskripsikan identitas kita di bio instagram, memasang foto profil, dan tidak menggunakan nama akun yang xxxxyyyyy. 

Tujuan dari Personal Branding 

1. Memengaruhi orang lain.

Ketika kita tampil dan menyampaikan informasi di depan, audiens akan mempercayai kita berdasarkan seberapa tahu dan kenalnya mereka kepada kita. Misalnya Kak Shafa’ memperkenalkan dirinya sebagai seorang public speaking enthusiast, maka kita akan percaya jika dia bilang “belajar komunikasi itu penting di saat ini.” Lain lagi jika Kak Shafa’ mengatakan “Obat sakit perut adalah paracetamol.” Pastinya mayoritas audience kurang percaya dengan statement yang kedua ini.

2. Memberitahukan tentang identitas, keunikan, kemampuan, dll yang menjadikannya berbeda dan bernilai.

Setiap orang itu unik. Latar belakang, kemampuan, bahkan impian yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Contohnya Kak Shafa yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum. Belum tentu semua teman-teman seumurannya memiliki kemampuan yang sama seperti Kak Shafa’.

3. Menampilkan kesan jika individu tersebut merupakan solusi pemecahan masalah yang dibutuhkan.

Ambil contoh di atas. Nah, ketika ada orang yang sedang membutuhkan MC untuk acaranya, kita bisa memberitahukan mereka bahwa kita memiliki kenalan yang jago MC, yaitu Kak Shafa’. Jadi Kak Shafa’ yang memperkenalkan dirinya sebagai public speaking enthusiast dapat menjadi solusi bagi mereka yang sedang bingung dalam mencari MC.

4. Merangsang persepsi orang lain mengenai nilai serta kualitas diri yang dimiliki.

Ketika orang lain mengetahui eksistensi kita, maka orang lain akan mudah menilai dan mengetahui kualitas apa yang kita miliki. Seperti Kak Shafa’. Berkat konsistensinya dalam memperkenalkan dirinya sebagai public speaking enthusiast, mengunggah kesehariannya ketika menjadi MC di sebuah acara, menjadi penyiar berita, menjadi pemateri public speaking baik secara luring maupun daring di instagram maupun tik tok. Maka, perlahan banyak orang mulai pada tahu, termasuk saya sendiri.
Dalam membangun personal branding, kita perlu menanyakan dua hal pada diri kita sendiri, yaitu
1. Siapa kamu?
2. Apa yang kamu percaya?

Jika diamati, dua pertanyaan ini berkenaan dengan diri kita sendiri enggak sih? Jadi kesimpulannya kita harus mengenali dan mempercayai diri kita sendiri terlebih dahulu. Put yourself first. Ini juga berkenaan dengan materi yang pernah dibahas sama Mbak Jihan dulu. Katanya, menjadi diri sendiri adalah hal yang paling penting dalam personal branding. Dengan begitu, personal branding-lah yang akan membantu kita untuk memperkenalkan kita ke khalayak ramai.

Kata Helmy Yahya, personal branding yang baik itu yang positive (positif) dan strong (konsisten). Personal Branding dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
1. Akhlak yang positif, mulai dengan senyuman.
2. Kemampuan yang membedakan setiap insan.
3. Nilai, yang berupa visi dan passion setiap orang.

Public Speaking

Public speaking adalah proses komunikasi yang dilakukan di hadapan khalayak ramai atau sekelompok orang. Dengan public speaking lah kita bisa mencapai personal branding yang kita mau. Segala sesuatu harus dikomunikasikan, bukan? Orang tidak akan tahu dengan apa yang kita inginkan jika tidak kita ucapkan.

Sampai sini, apakah sudah menemukan keterkaitan antara public speaking dan personal branding?

Mbak, aku gugup nih. Gimana dong?

I’ve been there. You’re not alone
. Skuy baca tulisan di bawah ini untuk mengetahui kebiasaan yang diterapkan Kak Shafa’. Semoga bisa kita implementasikan juga, yah!

Kunci sukses public speaking ala Kak Shafa':

1. Kuasai materi pembahasan
2. Maju dengan percaya diri

Semua orang ada fasenya untuk keluar dari percaya diri. Caranya adalah dengan memperbanyak jam terbang dan ambil kesempatan yang ada. Kalaupun tidak ada kesempatan, kita bisa menawarkan diri. Kata Kak Shafa ketika mengikuti Forum Anak di Samarinda, “Kalau kamu lagi tampil di depan orang, yakinkan kalau panggung itu punyamu. Jadi, terserah mau kita apakan panggung itu. Terserah kita mau create seperti apa.”

3. Berinteraksi dengan audience
4. Beri penyegaran di tengah presentasi
5. Sampaikan materi dengan jelas

Selain aspek komunikasi verbal tersebut, ada juga aspek komunikasi non verbal dalam public speaking. Meskipun sifatnya sebagai pendukung, tapi aspek ini tidak boleh ditinggalkan. Karena ketika kita tampil ke depan, kita juga harus bisa menarik perhatian audiens. Aspek-aspek komunikasi nonverbal tersebut meliputi.

1. Mudah diubah, seperti pakaian, sepatu, aksesoris
2. Tidak mudah diubah, seperti bentuk wajah, ekspresi wajah, dan tampilan wajah
3. Mudah dikendalikan, seperti gerakan tubuh, tangan, dan kaki yang dapat dikendalikan dengan mudah
4. Di luar kendali, seperti siapa orang tuamu, tempat dilahirkan, dan jenis kelamin

Gemetaran dalam public speaking adalah hal yang wajar dan menjadi proses dalam belajar. Tips mengalami nervous atau gugup ala Kak Shafa' adalah
1. Baca doa.
2. Yakini diri kalau kita bisa dan engga lama.
3. Puji diri sendiri.

Selain tentang gemetaran, Kak Shafa' juga memberikan tips ketika di atas panggung:
1. Tenang
2. Sampaikan materi dengan tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat
3. Menyisipkan jeda dalam penyampaian, supaya tidak ada eee, mmmm.

Tips supaya engga belibet ketika ngomong ala Kak Shafa’:
1. Ngomong sendiri ketika di motor
2. Bikin video, kita bisa memanfaatkan akun youtube yang kita miliki.
3. Ngomong di depan cermin.
4. Ngobrol sama teman. Dalam artian ngobrol yang berfaedah.

Picture by canva.com

Kesimpulan

Innamal a’malu binniyat. Ketika niat kita sudah benar dan lurus, maka kita pasti tidak akan kecewa dengan hasilnya. Kak Shafa’ mengajak kita untuk tanamkan niat yang kita lakukan ini adalah demi membantu orang lain atau membagikan informasi yang baik.

Setiap orang punya proporsi masing-masing dalam berprestasi. Tingkat kesuksesan setiap orang bukan diukur dari seberapa banyak pencapaiannya, melainkan dari seberapa banyaknya kebaikan yang dibagikan.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan mampu tips-tipsnya mampu diimplementasikan!

Related Posts

Posting Komentar