Ayana sendiri pertama kali mendengar kisah tentang Islam dan Timur Tengah ini dari kakeknya. Keluarga mereka memiliki banyak relasi dari luar negeri, termasuk kakeknya Ayana. Priviledge inilah yang menjadikan mereka banyak mengetahui isu-isu terkini dari berbagai belahan dunia, termasuk berita tentang Perang Irak yang pada masa itu sedang menjadi topik yang sering mereka bahas.
Ketertarikannya terhadap topik tersebut membuat Ayana untuk terus mencari tahu. Berbekal internet dan Bahasa Inggris seadanya, ia senantiasa mempelajari budaya Timur Tengah dan Islam tanpa lelah walaupun topik tersebut belum familiar di negaranya pada kala itu.
Hingga akhirnya, pada tanggal 29 April 2019 perempuan yang dulunya bernama Jihye itu masuk ke agama Islam. Mayoritas keluarga menentang pilihan ini, termasuk kedua orang tuanya sendiri. Pertentangan ini terlihat dari jarak mereka yang kian merenggang dan terputusnya dukungan finansial untuk Ayana. Begitu juga dengan teman-temannya yang tidak mendukung keputusan tersebut.
Melalui buku ini, penulis menggambarkan secara detail bagaimana kehidupannya yang berubah drastis sejak masuk Islam. Ia yang sebelumnya hidup berkecukupan tanpa harus bekerja, kini ia harus bekerja. Ia yang dulunya hanya menghabiskan waktu untuk belajar, sekarang ia harus belajar dan bekerja. Tentu ini bukanlah hal yang mudah baginya waktu itu. Ia mengatakan bahwa ia selalu berlari dan tidak punya banyak waktu untuk istirahat.
Puncak permasalahan yang ia alami adalah ketika berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Ayana memilih untuk melanjutkan studi S-1 di Malaysia supaya tetap bisa mendalami Islam. Menurutnya, Malaysia merupakan salah satu negara Islam yang aman untuk didatangi. Meskipun mendapatkan lingkungan yang sesuai, tapi tinggal sebatang kara di negara tersebut hampir membuatnya menyerah. Ia sempat berpikir untuk kembali ke Korea Selatan. Namun sebelum pulang ke negara kelahirannya, ia mampir ke Indonesia.
Sejak saat itulah kehidupannya berubah menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Gadis Korea yang menjejakkan kaki di Indonesia itu mendapatkan rezeki yang barangkali tidak pernah terpikirkan olehnya, yakni menjadi selebgram. Perjalanan itu diawali dengan menjadi bintang tamu di salah satu televisi swasta di Indonesia. Selain itu, ia juga bertemu dengan Wardah dan seluruh timnya yang selama ini sudah ia anggap sebagai keluarga sendiri.
Ulasan Buku Ayana Journey to Islam
Overall, buku ini dapat dikategorikan sebagai buku autobiografi, yaitu cerita tentang perjalanan hidupnya Ayana yang dituliskan oleh Ayana sendiri. Tidak hanya menceritakan tentang perjalanannya masuk Islam, tapi buku ini juga menceritakan tentang keluarganya Ayana dan bagaimana Islam dapat mengubah pandangan hidupnya, seperti makna cinta, arti keluarga, dan jalan hidup dalam Islam.
Dengan jumlah halaman yang tidak terlalu banyak, buku ini dijamin enggak akan membuat pembacanya cepat bosan karena dapat diselesaikan dalam waktu seharian. Gaya penulisannya juga ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, ringkas, dan padat. Selain itu, diselipkan pula beberapa foto pribadinya Ayana seperti foto saat dirinya masih balita, foto hasil photoshoot dengan ibunya, foto ketika dia berada di Tanah Haram, dan lain-lain.
Pelajaran yang aku dapatkan dari buku ini adalah jadilah manusia yang haus ilmu dan berpendirian teguh pada kebenaran. Kemantapan hati Ayana dalam menemukan dan mendalami Islam dapat dijadikan pelajaran bahwa hidayah itu harus diusahakan bukan malah didiamkan.
Semoga ulasan buku ini bermanfaat, ya.
Judul buku: Ayana Journey to Islam
Nama penulis: Ayana Jihye Moon
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2020
Jumlah halaman: 156 halaman
Posting Komentar
Posting Komentar